Semua berawal dari tiket Promo Air Asia, tiket murah meriah dengan tujuan yang menakjubkan. Yogyakarta adalah tempat liburan yang kami pilih untuk melepaskan rasa penat dan sumpek setelah sekian lama beraktivitas di rimbunnya gedung bertingkat dan jalanan yang penuh macet di tengah sesaknya ibukota.
Dengan terdiri dari sepuluh orang personil, kami meninggalkan Jakarta pada hari Sabtu tanggal 24 September 2011 Jam 14.15 WIB.
Perjalanan kami kali ini disertai dengan cuaca yang bagus dan bersahabat, sepanjang penerbangan kami bisa melihat indahnya awan biru dan paparan landscape alam yang begitu mempesona. Tidak mau kehilangan momen yang begitu indah, saya pun membidik salah satu objek yang menurut saya luar biasa "Sayap pesawat di megahnya awan"
Kurang lebih satu jam berlalu dan kami pun tiba di bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Kedatangan kami disambut oleh patung kucing bersayap yang ditemani oleh poster gede seorang "wanita" yang lengkap dengan kebaya dan sanggul ala Yogyakarta " Raminten" namanya. Dia adalah sosok dibalik suksesnya "Mirota Yogyakarta dan Kaliurang". Mungkin teman -teman yang sudah sering ke Yogyakarta tidak asing lagi dengan sosok ini. Salah satu teman saya tidak mau ketinggalan untuk bisa berfoto dengan maskot dan poster "Raminten" tersebut.
Tidak lama menunggu akhirnya kami pun di jemput "Mas Jambrong" Karyawan travel yang baik hati dan sigap serta siap mengantar kami 24 Jam ke mana saja dan kapan saja.
Tidak lama menunggu akhirnya kami pun di jemput "Mas Jambrong" Karyawan travel yang baik hati dan sigap serta siap mengantar kami 24 Jam ke mana saja dan kapan saja.
Gereja St Mikhael |
Karena semua peserta liburan adalah penganut nasrani, maka tujuan awal kami adalah Gereja Katolik St. Mikhael yang berlokasi di Komplek Angkatan Udara Yogyakarta. Gereja tersebut jaraknya kira - kira 15 menit dari bandara Adisucipto. Di gereja tersebut misa di mulai jam 17.00 WIB dan selesai Jam 18.00 WIB. Mungkin karena hari Sabtu, jemaat yang beribadah kurang begitu banyak. Ada beberapa bangku kosong dibagian depan dan belakang. Namun, ibadah tetap berjalan dengan hikmah.
Misa selesai..saattnya foto -foto ria bersama Romo di depan altar gereja dan Make 3 wishes bagi jemaat yang baru menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di gereja tersebut (yang katanya banyak yang terkabul).
Suasana malam Minggu di alun-alun Klaten |
Iibadah sudah selesai, foto-foto sudah selesai, kami pun melanjutkan perjalanan kami ke Alun-Alun Kelaten untuk menyantap berbagai makanan tradisional yang terkenal. Ya... karena pada intinya dari tadi kami semua sudah lapar dan kini siap menyantap apa saja.
Sekitar jam 21.00 WIB kami tiba di tempat tersebut, Woowoww tempatnya rame sekali..Selain sebagai wisata kuliner ternyata tempat tersebut juga dijadikan sebagai tempat hiburan dan tempat nongkrong anak-anak ABG Klaten. Mungkin karena ditempat ini jarang adanya mall sehingga tempat ini dijadikan sebagai tempat hang out.
Menunggu pesenan datang |
Di Alun-Alun Klaten ada tempat makan yang menjual penyet belut dan penyet ayam yang rasanya sangat pedes, tapi sangat menggugah selera. Kalau berkunjung ketempat ini, menu makanan tersebut wajib dicoba. berlokasi di paling pojok kiri Alun-Alun dan berada di tengah-tengah para penjual. harga makanan yang ditawarkan juga tergolong murah. Makan penyet belut atau ayam berkisar Rp 12.000,- sudah termasuk teh manis hangat didalamnya. Di tempat ini juga banyak ditemui penjual wedang ronde yang rasanya sangat enak dan harga sangat murah, Semangkok wedang ronde hanya dihargai Rp 3.000,-. Di tempat ini juga ada yang jualan martabak manis, tapi di Klaten martabak tersebut dinamai "Terang Bulan" mungkin karena bentuknya yang bulat seperti bulan dan warnanya yang kuning kecoklatan seperti paparan cahaya bulan. Terang bulan di tempat ini juga murah, per loyangnya di jual Rp 9.000,-.
Mari kita makan |
bagus sekali infonya :)
BalasHapusIjin berbagi, baca juga Ini Daftar Kuliner Khas dan wisata Klaten yang Harus Anda Coba