Sabtu, 28 Juli 2012

Bromo dan Suku Tengger

Bagi Suku Tengger, Gunung Bromo dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan Upacara Kasodo yang bertempat di sebuah pura di bawah kaki Gunung Bromo. Menurut salah satu Suku Tenger, upacara tersebut biasanya dilakukan pada saat bulan purnama dengan membawa berbagai sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah Gunung Bromo. Upacara ini dilakukan untuk memperoleh keselamatan dan berkah dari Yang Maha Kuasa. Sayang sekali, perjalanan kami kali ini tidak bertepatan dengan Upacara Kosodo. Meski begitu, masih banyak dari Gunung Bromo dan Suku Tengger yang dapat diexplore lebih jauh.

Untuk menikmati keindahan Gunung Bromo saat matahari terbit, pendaki harus mengeluarkan uang sekitar Rp 350.000 untuk sewa Jeep. Di tempat ini, Jeep merupakan transportasi utama menuju penanjakan Bromo. Dari penanjakan, pendaki masih harus berjalan kaki selama 20 menit untuk mendapatkan lokasi yang paling baik melihat keindahan Bromo.
Alternatif lain adalah naik kuda dengan biaya sewa Rp 20.000. Begitu tiba, jangan kaget jika tempat ini sudah dipenuhi oleh banyak pendaki. Biasanya, para pendaki yang datang adalah mereka yang memiliki hobby fotografi. Mereka sudah siap dengan tripot terpasang untuk hunting foto terbaik. Sekadar tips untuk pendaki, jika ada Suku Tengger yang mengajak foto bersama, berhati-hatilah karena mereka umumnya minta bayaran.
Awalnya saya berpikir Gunung Bromo adalah gunung dengan bentuk batok kelapa yang ditumbuhi bermacam pepohonan kecil, dan illalang dengan tinggi kira-kira 200 meter dari permukaan pasir. Namun saya salah besar, karena gunung tersebut oleh Suku Tengger disebut Gunung Batok.
Gunung Bromo sendiri berada tepat disebelah Gunung Batok, gunung tandus dengan hamparan pasir tanpa adanya pepohonan dan ilalang. Untuk menuju Gunung Bromo dapat dilakukan dengan jalan kaki atau naik kuda. Sewa kuda di tempat ini Rp 100.000 untuk pulang pergi, harga ini bisa berubah tergantung negosiasi.
Jika mendaki dengan kuda, Anda hanya diantar sampai dibawah tangga menuju kawah gunung. Ada cerita unik dari tangga Bromo tersebut, dimana jika pendaki menghitung jumlah anak tangga pada saat naik dan turun jumlahnya tidak pernah sama. Percaya atau tidak silakan coba sendiri.
Jika naik motor, Anda hanya akan menghabiskan waktu sekitar 15 menit dari Gunung Bromo. Berbeda dengan Gunung Bromo yang penuh dengan pasir, tempat ini ditumbuhi illalang dan pepohonan kecil berwarna hijau. Tempat ini dinamakan savana.
Pendakian Gunung Bromo sangat mangasikkan, bagi Anda yang belum pernah ketempat ini wajib untuk di coba.

1 komentar:

  1. Bromo Tanjung Pondok Tani
    Memperkenalkan " Kawasan Tengger-Bromo" dari segala aspek, menginap di pondok tani tanjung-tosari, cukup membayar dng sukarela “tanpa tarif” (khusus untuk rombongan)
    * rute: pasuruan-warungdowo-ranggeh-pasrepan-puspo-tanjung (BTPT) KM 99 (Baledono-Tosari)
    @.kamar los + 2 km mandi luar, dapur, teras serba guna, kapst: 8 s/d 16 orang, cukup memasukkan dana "sukarela" ke kotak dana perawatan pondok pertanian.
    @.kamar utama + km mandi dalam + perapian, kapst: 4 s/d 6 orang. Rp.150.000,- /malam
    # untuk informasi hub per sms/tlp: 081249244733 - 085608326673 ( Elie – Sulis ) 081553258296 (Dudick). 0343-571144 (pondok pertanian).
    # Informasi di Facebook dengan nama : Bromo Tanjung Pondok Pertanian

    BalasHapus