Bagi Suku Tengger, Gunung Bromo
dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger
mengadakan Upacara Kasodo yang bertempat di sebuah pura di bawah kaki
Gunung Bromo. Menurut salah satu Suku Tenger, upacara tersebut biasanya
dilakukan pada saat bulan purnama dengan membawa berbagai sesaji yang
dilemparkan ke dalam kawah Gunung Bromo. Upacara ini dilakukan untuk
memperoleh keselamatan dan berkah dari Yang Maha Kuasa. Sayang
sekali, perjalanan kami kali ini tidak bertepatan dengan Upacara Kosodo.
Meski begitu, masih banyak dari Gunung Bromo dan Suku Tengger yang
dapat diexplore lebih jauh.
Untuk menikmati keindahan Gunung Bromo
saat matahari terbit, pendaki harus mengeluarkan uang sekitar Rp 350.000
untuk sewa Jeep. Di tempat ini, Jeep merupakan transportasi utama
menuju penanjakan Bromo. Dari penanjakan, pendaki masih harus berjalan
kaki selama 20 menit untuk mendapatkan lokasi yang paling baik melihat
keindahan Bromo.
Alternatif lain adalah naik kuda dengan
biaya sewa Rp 20.000. Begitu tiba, jangan kaget jika tempat ini sudah
dipenuhi oleh banyak pendaki. Biasanya, para pendaki yang datang adalah
mereka yang memiliki hobby fotografi. Mereka sudah siap dengan tripot
terpasang untuk hunting foto terbaik. Sekadar tips untuk pendaki, jika
ada Suku Tengger yang mengajak foto bersama, berhati-hatilah karena
mereka umumnya minta bayaran.
Awalnya saya berpikir Gunung Bromo
adalah gunung dengan bentuk batok kelapa yang ditumbuhi bermacam
pepohonan kecil, dan illalang dengan tinggi kira-kira 200 meter dari
permukaan pasir. Namun saya salah besar, karena gunung tersebut oleh
Suku Tengger disebut Gunung Batok.
Gunung Bromo sendiri berada tepat
disebelah Gunung Batok, gunung tandus dengan hamparan pasir tanpa adanya
pepohonan dan ilalang. Untuk menuju Gunung Bromo dapat dilakukan dengan
jalan kaki atau naik kuda. Sewa kuda di tempat ini Rp 100.000 untuk
pulang pergi, harga ini bisa berubah tergantung negosiasi.
Jika mendaki dengan kuda, Anda hanya
diantar sampai dibawah tangga menuju kawah gunung. Ada cerita unik dari
tangga Bromo tersebut, dimana jika pendaki menghitung jumlah anak tangga
pada saat naik dan turun jumlahnya tidak pernah sama. Percaya atau
tidak silakan coba sendiri.
Jika naik motor, Anda hanya akan
menghabiskan waktu sekitar 15 menit dari Gunung Bromo. Berbeda dengan
Gunung Bromo yang penuh dengan pasir, tempat ini ditumbuhi illalang dan
pepohonan kecil berwarna hijau. Tempat ini dinamakan savana.
Pendakian Gunung Bromo sangat mangasikkan, bagi Anda yang belum pernah ketempat ini wajib untuk di coba.
Bromo Tanjung Pondok Tani
BalasHapusMemperkenalkan " Kawasan Tengger-Bromo" dari segala aspek, menginap di pondok tani tanjung-tosari, cukup membayar dng sukarela “tanpa tarif” (khusus untuk rombongan)
* rute: pasuruan-warungdowo-ranggeh-pasrepan-puspo-tanjung (BTPT) KM 99 (Baledono-Tosari)
@.kamar los + 2 km mandi luar, dapur, teras serba guna, kapst: 8 s/d 16 orang, cukup memasukkan dana "sukarela" ke kotak dana perawatan pondok pertanian.
@.kamar utama + km mandi dalam + perapian, kapst: 4 s/d 6 orang. Rp.150.000,- /malam
# untuk informasi hub per sms/tlp: 081249244733 - 085608326673 ( Elie – Sulis ) 081553258296 (Dudick). 0343-571144 (pondok pertanian).
# Informasi di Facebook dengan nama : Bromo Tanjung Pondok Pertanian